YOGYA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY melalui Komisi Pendidikan dan Bina Generasi Muda kembali menggelar seminar dan lokakarya (semiloka). Kali ini mengambil tema Merenda Organisasi Pemuda Untuk Kejayaan Indonesia, seiring momentum Sumpah Pemuda. Pada kesempatan tersebut MUI DIY mengajak kaum muda untuk menguatkan kiprahnya bagi bangsa dan negara.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum MUI DIY Prof KH Machasin MA ketika membuka semiloka yang digelar di Gedung DPD RI DIY Jalan Kusumanegara, Sabtu (29/10). Semiloka menghadirkan dua narasumber yakni Wakil Ketua Umum MUI DIY KH A Zuhdi Muhdlor, dan Kepala Seksi Pemuda Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Rini Admiwati.
Menurut Prof Machasin, setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober selalu diingatkan dengan sumpah yang digaungkan para pemuda Indonesia pada waktu itu. Sumpah tersebut berkaitan dengan satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa yakni Indonesia. “Sumpah itu yang harus terus kita pertahankan. Bahwa kaum muda harus ikut berkiprah dalam persoalan bangsa. Di era jelang pemilu, kaum muda tidak boleh hanya diam saja,” ajaknya.
Kiprah kaum muda dalam Pemilu 2024 mendatang, imbuh Prof Machasin, tidak hanya dimaknai dengan menjadi peserta pemilu atau memberikan sumbangsih suara pada saat pemilihan. Akan tetapi turut serta membangun tegaknya demokrasi dan memperkokoh semangat kebangsaan. Hal ini karena setiap kali pemilu digelar, bangsa ini justru rentan mengalami perpecahan. Kepentingan politik yang berbeda kerap diikuti dengan berbagai narasi yang memicu gesekan antar kelompok. Belum lagi money politics atau politik uang bisa mengancam demokrasi.
“Para pemuda yang memiliki idealisme kuat harus menjadi penyeimbang di masyarakat. Kita tidak boleh diam ketika melihat sesuatu yang kurang baik. Apalagi era digital ini, arus informasi banyak dimotori oleh kaum muda. Manfaatkan itu untuk memperkuat kebangsaan,” tandasnya.
Senada diungkapkan Ketua Komisi Pendidikan dan Bina Generasi Muda MUI DIY Dr H Muhtarom Ahmad MSi. Semiloka kali ini digelar salah satunya untuk membangun jalinan komunikasi antar organisasi pemuda yang ada di DIY. Hal ini sejalan dengan peran MUI sebagai mitra pemerintah dan pelayan umat, sehingga mampu merangkul seluruh elemen bangsa. Khususnya organisasi kepemudaan islam yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan ormas islam lainnya.
Sementara dalam paparannya, KH A Zuhdi Muhdlor memaparkan kiprah para pemuda yang mampu menjadi pemersatu bangsa. Tidak hanya Sumpah Pemuda pad 28 Oktober 1928 yang menjadi penanda adanya kesadaran untuk bersatu melawan penjajahan dan segala keterbelakangan bangsa, namun kepeloporan pemuda dalam islam pun tercatat dengan tinta emas. “Beberapa tokoh pemuda diabadikan dalam Alquran. Ada Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Yusuf, Nabi Muhammad SAW serta Ashabul Kahfi yang rela bersembunyi selama 309 tahun guna mempertahankan aqidahnya,” urainya.
Para pemuda tersebut merupakan sosok teladan sepanjang zaman yang mampu memadukan kesalehan pribadi maupun sosial serta mempunyai idealisme yang dilandasi iman kuat. Oleh karena itu, kaum muda islam perlu memperteguh aqidah serta ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu menjadi penengah setiap perbedaan.
Sedangkan Rini Admiwati lebih banyak menegaskan komitmen pemerintah dalam pembangunan kepemudaan. Setidaknya terdapat lima domain yang menjadi acuan yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, ketenagakerjaan dan kesempatan, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. (*)