YOGYA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkomitmen untuk menggandeng para pegiat media keislaman, konten kreator hingga influencer dalam memperluas dakwah digital. Komitmen itu tercetus seiring digelarnya semiloka dengan tema ‘Menjadi Pahlawan Digital Untuk Moderas Beragama’ yang digelar oleh Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) pada Sabtu, 3 Desember 2022 di Aula Gedung DPR RI Jalan Kusumanegara Yogyakarta.
Peserta yang hadir dalam acara tersebut antara lain pegiat media digital dari perwakilan ormas, pengelola website keislaman, pengelola media ormas dan pondok pesantren, Youtuber keislaman dan pers mahasiswa muslim se-DIY. Sedangkan narasumber dalam semiloka tersebut adalah Prof Dr H Abd Mustaqim (Ketua MUI DIY Bidang Infokom), Saptoni SAg MAg (CISFORM) dan Dr Subi Nur Isnaini (CITMS).
“Sejalan dengan Infokom yang terbentuk periode ini adalah untuk menjalin sebuah sinergi kebersamaan menjadi kekuatan bersama, kita sebarkan semangat mujahi
d digital supaya Islam ysng kita infokan kepada masyarakat adalah Islam yang wasatiyah, moderat yang nusantara dan berkemajuan,” ungkap Ketua Komisi Infokom Ardhi Wahdan SPdI.
Ia juga menyampaikan semangat kebersamaan itulah yang ke depan akan dapat menjadi sebuah kekutan untuk membangun bangsa “Apalagi tahun 2023 menyambut hajat bersar menjelang Pemilu 2024, merupakan tantangan bagi umat muslim jangan sampai perpecahan dalam pemilu sebelumnya terulang kembali,” lanjutnya.
Ardhi Wahdan berharap acara yang diselenggarakan Infokom tidak selesai begitu saja namun ada tindak lanjutnya. Oleh karena itu MUI DIY akan menggandeng para peserta semiloka untuk menjadi mitra dalam menyebarluaskan wawasan keislaman yang wasathiyah. “Setelah ini kami berharap ada tindak lanjut dan ada gerakan yang akan kita bangun bersama, sehingga kita mampu berkontribusi untuk menangkal hoak-hoak dengan membangun gerakan persatuan menyebarkan gerakan Islam rahmah,” tutur Ardhi.
Sementara itu Ketua MUI DIY Prof Dr KH Machasin dalam sambutannya memberikan beberapa arahan tentang pentingnya jihad digital. “Kita dalam era teknologi mengalami perkembangan yang sangat cepat, pencarian-pncarian sesuatu sekarang dapat dengan cepat seperti berita, informasi di media digital dan media sosial,” ungkapnya.
Namun kemudahan informasi dan komunikasi di dunia digital sering dimanfaatkan orang untuk kepentingan-kepentingan mereka sendiri. “Kita perlu mendewaskan orang dengan cara memberikan pilihan pada ruang-ruang di media sosial, jangan sampai yang dibaca orang hanya satu warna, sehingga org tidak tahu ada warna-warna lain,” lanjutnya.
Dunia maya digital memang baik dalam banyak hal tapi bisa disalah gunakan untuk hal buruk. “Jihad itu melawan tindakan yang tidak baik, hoak jangan dibalas dengan hoak tetapi kita
buat narasi lain, pendapat lain yang kita anggap itu lebih netral tidak membuat perpecahan. Kita perlu membuat keberimbangan bagaimana menampilkan konten-konten yang bisa menjadi counter konten negatif,” pungkasnya. (*)